|
Batanghari River - still hiding secrets of malay history |
"Daerah Aliran Sungai (DAS) Batang Hari merupakan DAS terbesar kedua di Indonesia, mencakup luas areal tangkapan (catchment area) ± 4.9 juta Ha. Sekitar 76 % DAS Batang Hari berada pada provinsi Jambi, sisanya berada pada provinsi Sumatera Barat.
Batang Hari (atau Sungai Hari) adalah sungai terpanjang di pulau Sumatera sekitar 800 km. Mata airnya berasal dari Gunung Rasan (2585 m)[1], dan yang menjadi hulu dari Batang Hari ini adalah sampai kepada Danau Diatas, yang sekarang masuk kepada wilayah Kabupaten Solok, provinsi Sumatera Barat, dan mengalir ke selatan sampai ke daerah Sungai Pagu, sebelum berbelok ke arah timur. Aliran dari sungai ini melalui beberapa daerah yang ada di provinsi Sumatera Barat dan provinsi Jambi, seperti Kabupaten Solok Selatan, Kabupaten Dharmasraya, Kabupaten Bungo, Kabupaten Tebo, Kabupaten Batang Hari, Kota Jambi, Kabupaten Muaro Jambi dan Kabupaten Tanjung Jabung Timur, sebelum lepas ke perairan timur sumatera dekat Muara Sabak."
Begitulah kata mas wikipedia.org. Sungai ini dahulunya sangat memegang peranan penting bagi seluruh masyarakat yang tinggal di pinggir sungai. Selain jalur transportasi, Sungai Batanghari juga sebagai lahan tempat tinggal.
Rumah terapung banyak berdiri disepanjang sungai. Namun sekarang, sangat jarang bisa dijumpai yang masih tinggal di rumah terapung tepi sungai Batanghari.
Sungai ini menyimpan cerita yang panjang bagi Jambi. Mulai sejarah Kerajaan Melayu Tua hingga Kesultanan Jambi yang istananya dihancurkan oleh Belanda untuk dijadikan kantor pusat komandonya saat menginvasi Jambi.
Keagungan masa lampau seakan berusaha menutupi berserakannya sampah di pinggir sungai. Isu tinggalan harta karun didasar sungai yang sering membisik ke masyarakat lokal terkadang menimbulkan gelombang eforia sesaat.
Ayo sama-sama kita jaga sungai ini !
0 komentar:
Post a Comment